Kisah ini terjadi disebuah
kota yang damai di Perth, seorang pria yang bernama muhsin, ia seorang
mahasiswa yang melanjutkan belajarnya di kota tersebut, ia memiliki cinta yang
terpendam terhadap seorang temannya di kampus. Namun ia tidak pernah mengungkapkannya,
ia hanya selalu menyimpan didalam hati dan hanya berharap temannya bisa
mengetahuinya sendiri, akan tetapi temanya tersebut tidak pernah mengetahuinya,
hanya menggapnya sebagai seorang sahabat, tidak lebih.
Suatu hari, muhsin mendengar bahwa sahabatnya akan segera melangsungkan pernikahan sebut saja Shila, sapaan akrab dari Nayshila, hatinya serasa sesak, tetapi ia hanya bisa tersenyum,”aku berharap kau hidup bahagia”. Sepanjang hari muhsin bersedih, ia menjadi tidak bersemangat dalam hidupnya, tapi ia selalu mendoakan kebahagiaan sahabatnya.
Pada tanggal 1 maret
sahabatnya memberikan contoh undangan pernikahannya yang akan segera dicetak
kepada muhsin, ia harap muhsin akan datang, Shila melihat muhsin sahabatnya
yang kurus dan tidak bersemangat lagi bertanya “apa yang terjadi denganmu, kau
ada masalah?”
Muhsin hanya bisa
tersenyum semanis mungkin “kau salah lihat, aku tak punya masalah apa apa, wah
contoh undangannya bagus, tapi aku lebih setuju jika kau pilih warna biru muda,
lebih cerah dan damai…” ia mengomentari rencana undangan sahabatnya tersebut.
Shila pun tersenyum “oh
ya, aku akan menggantinya, terimakasih atas saranya Sin, aku harus pergi
menemui calon suamiku, hari ini kami ada rencana melihat lihat gaun pengantin
dan persiapan pernikahan kami,…daaag” muhsin hanya bisa tersenyum, melambaikan
tangan, hatinya yang sakit.
20 April. Mushin terbaring
dirumah sakit, ia mengalami koma, muhsin mengidap kanker darah stadium akhir,
kecil harapan muhsin untuk hidup, semua organya yang berfungsi hanya
pendengaran dan otaknya, yang lain bisa dikatakan “mati” dan semuanya memiliki
alat bantu, hanya mukjizat yang bisa menyembuhkannya.
Sahabatnya setiap hari
menjenguknya, menunggunya, bahkan ia menunda pernikahannya. Baginya muhsin
adalah tamu penting dalam pernikahannya. Keluarga muhsin sendiri setuju
memberikan “suntik mati” untuk muhsin karena tidak tahan melihat penderitaan
muhsin.
Bagaimanakah kisah hidup
muhsin selanjutnnya, apakah perasaan cinta Muhsin terhadap nayshila akan
diungkapkan menjelang akhir hidupnya, apakah akan datang sebuah mukjizat dari
cintanya tersebut? To be continued….
0 Masukan:
Posting Komentar